WASPADA LEPTOSPIROSIS
WASPADA LEPTOSPIROSIS
Cuaca yang tidak menentu seperti saat ini memicu berbagai penyakit muncul salah satunya leptospirosis. Penyakit ini ditularkan melalui kencing tikus, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira interrogans. Bakteri Leptospira dapat masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, kulit yang lunak karena air, selaput lendir (lapisan lembap dan tipis dari banyak bagian tubuh, seperti hidung, mulut, tenggorokan, dan alat kelamin) ataupun dengan menelan atau menghirup air yang terkontaminasi. Sementara itu, penularan dari orang ke orang tidak pernah terjadi. Gejala seseorang terinfeksi bakteri leptospira yaitu demam mendadak >38?C, lemah, mata merah, sakit kepala, kekuningan pada kulit, dan nyeri otot betis.
Pada bulan Januari hingga Juli 2022 telah terjadi 4 kasus Leptospirosis di Kecamatan Pejagoan yaitu di desa Jemur, Kuwayuhan dan Peniron (25/7). Kasus kematian akibat penyakit ini terlapor pada bulan ini terjadi di Desa Peniron. Setelah dilakukan PE atau Penyelidikan Epidemiologi oleh tim Puskesmas Pejagoan penderita berprofesi sebagai petani yang kesehariannya bercocok tanam di sawah dan memiliki riwayat penyakit tersebut. Tim PE yang terdiri dari dokter, surveilans, sanitarian dan promkes, riwayat penderita leptospirosis segera melakukan penyuluhan akan penyakit leptospirosis.
Masyarakat desa Peniron di ajak untuk rajin mencuci tangan dengan baik dan benar. Dengan mencuci tangan adalah langkah awal pencegahan bakteri leptospira baik sebelum maupun setelah beraktifitas. Sebagian besar warga desa berprofesi sebagai petani perlu menggunakan
sarung tangan dan sepatu boots saat membersihkan rumah atau selokan, memakai alas kaki jika ke sawah, dan jika terdapat luka di kaki segera ditutup.
Dengan gerak cepat ini diharapkan warga sekitar tidak merasa khawatir terhadap penyakit leptospirosis selama melakukan cara pencegahan dan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) karena penyakit leptospirosis tidak menular dari orang ke orang. (EK)