AYO WUJUDKAN INDONESIA BEBAS TBC 2050
AYO WUJUDKAN INDONESIA BEBAS TBC 2050
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis. Siapa pun dapat tertular penyakit ini. Indonesia saat ini ada di posisi kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak di dunia. Kasus tertinggi dilaporkan ada di India lalu di susul China. Menurut data WHO, TBC menduduki peringkat kedua dalam daftar penyakit paling banyak menyebabkan kematian setelah COVID-19. Tumbuhkan rasa optimis, penyakit TBC masih bisa diobati jika dengan penanganan yang tepat.
Diperkirakan sekitar 2,7 juta jiwa meninggal karena TBC setiap tahunnya di seluruh dunia. Salah satu isu strategis yang dihadapi saat ini adalah angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular masih tinggi. Penyakit-penyakit menular/infeksi sampai saat ini belum semua dapat diatasi, disisi lain angka kesakitan dan kematian beberapa penyakit tidak menular dan degeratif cenderung meningkat. Analisa Kasus TBC di Kabupaten Kebumen dengan melakukan kajian terhadap kondisi penanggulangan penyakit TBC secara komprehensif.
Berdasarkan hasil analisa situasi tersebut dapat dijadikan rekomendasi agar upaya mengatasi permasalahan TBC secara optimal. Jumlah kasus dan angka penemuan kasus TB Paru BTA + masih di bawah standar. Penyebab langsungnya: sumber daya tenaga kesehatan yang terbatas dan kesadaran pasien untuk periksa rendah. Succes rate masih di bawah standar penyebab langsungnya: terlambat mengambil keputusan untuk berobat dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan. Angka kematian akibat TBC menunjukan tren meningkat Penyebab langsungnya: kekebalan tubuh menurun dan pengobatannya terhenti.
Penanggulangan TBC merupakan tanggung jawab bersama dengan mengembangkan jaringan kemitraan berdasarkan skema prioritas. Program disusun secara implementatif dan realistis dilakukan secara berencana, terus menerus dan berkesinambungan. Tenaga medis menangani pasien TBC harus sabar dan terus mengawasi pengobatannya hingga tuntas. Langkah-langkah dengan skrining suspek penderita TB paru, kontak tracing pasien TB Paru dan sekeliling 10 rumah dari penderita harus dilakukan dengan jeli. Motivasi kepada pasien harus selalu di berikan mengingat pengobatan TBC dan terapi memerlukan waktu yang lama. Sudah hal lumrah jika pasien merasa bosan. Hal tersebut dapat di antisipasi dengan kunjungan ke rumah penderita TBC agar tumbuh rasa kedekatan.
Dalam menangani pasien TBC sangat unik karena memang harus sabar dan telaten. Tingkat emosi pasien kadang tidak stabil sehingga tidak mudah memberikan informasi dan pendampingan selama pengobatan. Setelah Pengobatan 2 bulan pasien biasanya merasa sudah sembuh bahkan menghentikan pengobatan TBC. Pasien TBC memerlukan pengobatan hingga 6 bulan. Disiplin menuntaskan pengobatan sangat penting dan selalu menggunakan masker. Hal ini sebagai langkah agar tidak menular ke orang lain. Selama 2 bulan pertama, kuman TBC hanya melemah sesaat namun belum dinyatakan sembuh dan tidak boleh berhenti minum obat.
Mewujudkan Indonesia Bebas TBC 2050 adalah tanggung jawab yang besar. Dukungan keluarga dan lingkungan sangat penting agar pasien dapat lekas sembuh. Masyarakat lebih peduli agar tidak terjadi stigma dan diskriminasi terhadap kasus TBC. Kebijakan dan langkah pemerintah akan terus dilakukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Ayo Bersama Akhiri TBC, Indonesia Bisa! (Chess)