DESA WATULAWANG SEPAKAT TUNTASKAN KASUS STUNTING
DESA WATULAWANG SEPAKAT TUNTASKAN KASUS STUNTING
Rembug Stunting kembali di gelar di Kecamatan Pejagoan, salah satunya Desa Watulawang, Senin (31/7). Acara yang di gelar di Balai Desa Watulawang dihadiri oleh Kepala Desa Watulawang, Wasito dan Forkopincam. Dalam acara tersebut di gelar sebagai wadah musyawarah untuk mengantisipasi kasus stunting. Data yang diperoleh terungkap sebanyak 12 anak mengalami stunting. Terdapat 1 baduta (Bayi dua tahun) dan 11 balita dengan kasus tersebut. Ismiatul Khoeriyah, S.ST dalam pertemuan tersebut mengharapkan kerjasama dari berbagai sektor untuk mengentaskan masalah stunting di Desa Watulawang. “Perlu disadari jika kasus stunting bisa muncul karena salah pola asuh pada keluarga,” ungkapnya. Para orangtua hendaknya memberikan asupan gizi yang sesuai dengan usia anaknya. Kembang tumbuh anak tidak hanya bisa sekedar kenyang.
Kepala Desa Watulawang, Wasito mengajak untuk mencanangkan langkah strategis untuk pencegahan Stunting dengan Posbindu remaja dengan konseling remaja dan pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri. Ibu hamil perlu dilakukan pemantauan sejak awal hamil, pemantauan bumil kek, bumil resti untuk menekan angka BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Selain itu pemantauan tumbuh kembang balita setiap bulan di posyandu lebih ditingkatkan. “Optimalisasi kelas ibu hamil dan kelas ibu balita sangat penting agar warga desa Watulawang dapat mengakses informasi dengan cepat,” ungkapnya.
Selain itu dalam Rembug Stunting tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan bersama diantaranya pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang lebih bervariasi. Kader Desa Watulawang juga mengharapkan dukungan dengan beberapa pembaruan sarana dan prasarana di posyandu. Untuk menekan angka stunting di Desa Watulawang program kelas ibu hamil akan lebih di tingkatkan dengan memberikan edukasi bagi calon pengantin dan orangtua. Tidak hanya itu perangkat desa juga menghimbau peran aktif masyarakat untuk segera mengaktifkan kembali KIS yang telah lama non aktif. Hal tersebut dapat berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kebumen. (Is Me)