KUNJUNGAN PASIEN TBC ENTASKAN HINGGA TUNTAS
KUNJUNGAN PASIEN TBC ENTASKAN HINGGA TUNTAS
Komitmen Puskesmas Pejagoan untuk mengeliminasi kasus TBC terus di perkuat dari segala sisi. Salah satu langkah mewujudkan Zero TB dengan melakukan pendekatan “temukan, obati dan cegah”. Berbekal inilah Puskesmas Pejagoan melaksanakan kunjungan rumah dan investigasi kontak pada pasien TB Paru di Desa Logede, Pejagoan. Investigasi kontak ini dilaksanakan oleh dr.Yusuf Damar Jatinugroho serta Catur Hernawati sebagai Programer TB Paru di dampingi oleh Mustanginun dari Peragkat Desa, Tri Ganti kader TB Paru Kemuning Suger serta Bidan Toyibah sebagai Bidan Desa, Senin (20/05/2024).
Kecamatan Pejagoan memiliki 13 desa yang masing masing memiliki kader TB Paru yang sangat membantu semua kegiatan yang ada didesa dari pencarian suspek TB, pengawalan dan pendampingan minum obat serta skrining dan investigasi kontak keluarga serta lingkungan penderita. Saat kunjungan rumah dan investigasi kontak pada Pasien SS, dr.Yusuf Damar Jatinugroho menyampaikan edukasi dan promosi kesehatan tentang Tuberkulosis atau TBC paru bertujuan untuk mencegah penularan dan menjaga kepatuhan berobat pasien. Dokter juga menjelaskan tentang risiko resistensi bakteri terhadap obat yang mungkin terjadi dan menjelaskan efek samping yang mungkin timbul dari obat.
Edukasi Pasien
Pasien dan keluarganya perlu mendapatkan informasi bahwa tuberkulosis paru adalah penyakit yang dapat dicegah dan dapat disembuhkan. Dokter menjelaskan bahwa transmisi tuberkulosis paru dapat terjadi melalui droplet /dahak dan memberi tahu pasien untuk melakukan etika batuk dan bersin yang tepat. Rumah sebaiknya memiliki ventilasi yang baik dan mendapatkan paparan cahaya matahari yang cukup.Pasien juga perlu mendapatkan informasi efek samping OAT (obat antituberkulosis) yang mungkin dialami dan informasi risiko resistensi bakteri terhadap obat, terutama apabila kepatuhan minum obat kurang baik. Pasien diminta untuk kontrol berkala.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah skrining pada kelompok pasien berisiko tinggi dan individu yang berkontak dengan pasien tuberkulosis paru. Pasien berisiko tinggi dan pasien TB laten dapat diberikan terapi profilaksis TB. Selain itu pengobatan pada semua pasien TB resisten obat dan peningkatan kolaborasi layanan dengan unit lain, seperti unit TB-HIV atau unit TB dan diabetes mellitus. (Cat)