DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN KEMBALI GALAKAN PENGGUNAAN TANAMAN OBAT
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN KEMBALI GALAKAN PENGGUNAAN TANAMAN OBAT
Di era serba praktis seperti saat ini banyak manusia lebih mempercayakan obat untuk pengobatan di kala sakit. Obat saat ini cenderung mengandalkan komposisi bahan kimia yang tidak baik jika dikonsumsi secara terus menerus. Bahkan ketika badan tidak memerlukan obat, manusia tetap saja meminum obat seperti multivitamin. Hal inilah yang menimbulkan kekhawatiran Kabupaten Kebumen melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen untuk kembali menggalakan program Toga denagn mengundang sejumlah programer Kesehatan Tradisional (Kestrad) di Facade Hotel Tawangmangu, 17 dan 18 Oktober 2019.
Apakah Toga itu? Toga atau Tanaman obat keluarga adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat.Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kusbiyantoro, S.KM. M.M selaku Kabid. Kesehatan Masyarakat (Keswa) Dinas Kesehatan Kabupaten kebumen menjelaskan bahwa untuk kembali menggalakan program Toga diperlukan kebijakan yang digunakan. Komitmen ini muncul pada UU No.36 dan SKN perpres 72/2012. Pengembangan perlu di lakukan agara tercipta integrasi di berbagai sektor, ungkapnya.
Peran puskesmas saat ini sangat penting mengingat mereka merangkula kegiatan UKM dan UKP di daerah kerjanya masing-masing. Pembinaan diperlukan untuk membuka wawasan kesehatan dengan pemberdayaan masyarakat. Hal ini tentunya sejalan dengan jaminan kesehatan nasional yakni penguatan yankes. Permasalahan yang muncul saat ini cenderung pada penerapan kesehatan tradisional. Masih banyak penataan dan pengembangan program. Selain itu kendala pun muncul seperti pemegang program yang tidak fokus dan permasalahan mutasi pejabat yang tidak diiringi dengan transfer ilmu.
Indonesia saat ini masuk dalam negara dengan biodiversitas tertinggi di dunia dan hanya 44 % penduduknya menggunakan toga sebagai sarana kesehatan. Hal ini harus terus di upayakan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat akan toga, ungkap Yuli Widiastuti narasumber dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT). Selain untuk menjaga kekebalan tubuh, tanaman obat sangat berguna untuk mengobati sakit batik, diare serta gangguan metabolik. Sudah seharusnya masyarakat tidak ketergantungan pada obat walau hanya sebagai penyegar badan, meningkatkan kesehatan. Hingga saat ini tanaman obat relatif kecil memiliki efek samping jika digunakan secara tepat. Kelihaian dalam pemeilihan bahan sangat penting dalam memilih pohon, takaran, waktu dan cara penggunaan, komposisi bahan. Jenis-jenis produk dari tanaman obat bisa menjadi ekstrak, food suplement, health drink hingga kosmetik.