PROGRAMMER DIARE LAKUKAN PEMBENAHAN PELAYANAN
PROGRAMMER DIARE LAKUKAN PEMBENAHAN PELAYANAN
Musim penghujan banyak penyakit yang mengintai kesehatan masyarakat. Salah satu penyakit yang selalu muncul adalah diare. Penyakit diare jika tidak segera di tangani akan berdampak lebih meluas. UPTD Puskesmas sebagai punggawa kesehatan masyarakat kecamatan Pejagoan terus melakukan pembenahan. Salah satunya dengan mengikuti pertemuan Peningkatan Kapasitas Programmer Diare Puskesmas, Selasa, 17 Maret 2020.
Pertemuan yang di selenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen ini sebagai langkah waspada penyakit diare. Segenap 35 programmer diare menerima arahan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen, dr. H.A. Dwi Budi Satrio, M.Kes. yang di wakili oleh Winarti slekau Kasi P2P. Dalam pidatonya, Dwi Budi Satrio mengingatkan agar tetap semangat dalam pelayanan kesehatan di tengah mewabahnya virus COVID-19. Diare menjadi penyakit yang muncul tiap tahun terutama di awal tahun sehingga diperlukan penanganan lebih ekstra. Selain itu jangan terlena, karena demam berdarah juga dapat sewaktu-waktu menguras perhatian kita, ungkap Budi.
Diare di kenal sebagai kondisi dimana seorang melakukan Buang Air Besar (BAB) dengan konsitensi lembek atau cair. Konsitensi diare terlihat pada jenisnya, yaitu akut jika terjadi kurang dari 14 hari, jika lebih dari 14 hari diare di nyatakan kronis. Setiap tahun terdapat dua juta balita kehilangan nyawanya akibat penyakit diare. Penanganan diare tidak hanya saat penderita mengalami sakit namun pencegahan lebih diutamakan. Salah satunya adalah mencegah dehidrasi pada tubuh.
Sebagai spesialis anak, dr. Agus Tusino, M.Sc. menyampaikan bahwa tata laksana diare bagi balita perlu penanganan khusus. Intensitas penderita untuk buang air besar semakin tinggi di ikuti dengan tinja atau kotoran yang konsistensinya lebih lunak atau lebih cair dari biasanya. Paling sedikit penderita buang air besar 3 kali selama 24 jam, ungkap Agus. Penyebab diare di klasifikasikan seperti infeksi seperti terkontaminasi parasit, sedangkana non infeksi seperti akibat alergi. Penularan penyakit diare bisa dari makanan, kontak langsung tangan penderita dengan barangyang tercemar tinja penderita. Pemeriksaan fisik untuk mencegah dehidrasi ringan atau berat sangat dianjurkan. Tanda-tanda dehidrasi terlihat pada mata yang cekung, haus yang dengan intensitas tinggi. Selain itu penderita mengeluarkan darah saat buang air besar.
Programmer diare di tuntut untuk selalu waspada dengan rutin melaporkan perkembangan di lapangan. Pemberian Zink pada penderita diare harus diberikan dengan dosis yang di anjurkan. Untuk memastikan tablet zink diberikan secara benar, programmer di minta untuk terus mengedukasi saat kontrol ulang.