PUSKESMAS PEJAGOAN SEGERA MELAKSANAKAN SMD DAN MMD
PUSKESMAS PEJAGOAN SEGERA MELAKSANAKAN SMD DAN MMD
Upaya Puskesmas untuk mendorong masyarakat mencapai kesejahteraan semakin menggiat. Kesehatan adalah factor penting dalam elemen kesejahteraan di berbagai sektor. Berbekal inilah Puskesmas Pejagoan mengadakan pelatihan SMD (Survey Mawas Diri) dan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) pada Senin, 5 Oktober 2020. Pelatihan ini sangat penting dilaksanakan terutama bagi bidan yang tersebar di 13 desa di Kecamatan Pejagoan.
Survei Mawas Diri atau SMD menurut Depkes RI tahun 2007 adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan atau perawat di desa. Tujuan Survey Mawas Diri sebagai pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku, mengkaji dan menganalisis. Selain itu mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya mengatasi masalah kesehatan dan memperoleh dukungan dari kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga.
Kasi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Akhmad Muhibin, S.KM, M.P.H. dalam materinya menyampaikan SMD dan MMD penting dilakukan mengingat puskesmas dengan melibatkan peran serta masyarakat bersama-sama mengidentifikasi permasalahan kesehatan di masyarakat. Selain bidan, perangkat desa haruslah mampu menggali potensi-potensi yang dimiliki untuk memecahkan permasalahan tersebut, imbuh Akhmad Muhibin.
Pemberdayaan masyarakat tidak boleh berhenti di tengah jalan mengingat masalah kesehatan haruslah di tangani bersama. Hingga data yang diperoleh sekitar 9,41 % penduduk Indonesia masih dalam kategori miskin. Kondisi geografis Indonesia yang di dominasi kepulauan sehingga akses kesehatan masih sangat terbatas. Pemberdayaan masyarakat memiliki berbagai komponen yang harus di jalankan terutama kesadaran masyarakat. Peran aktif masyarakat dalam kesehatan harus terus di pupuk seperti kesadaran dalam penanganan COVID-19 secara gotong royong. Di bentuknya Satgas Jogo Tonggo juga termasuk dalam keterlibatan masyarakat dalam sektor kesehatan.
Strategi yang diperlukan untuk program SMD dan MMD ini adalah peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat. Berbagai pelatihan di berikan dengan harapan masyarakat mampu dan mandiri dalam menjaga kesehatan. Peningkatan kesadaran masyarakat tidaklah mudah dan harus diperkuat dengan advokasi. Pengembangan organisasi di masyarakat diperlukan guna kejelasan dalam menjalankan sistem. Hasil SMD Puskesmas kemudian akan menjadi dasar untuk menyusun pemecahan masalah yang dihadapi. Jika ini dapat di jalankan berbarengan potensi dan kemampuan masyarakat dalam kesehatan mampu terintegrasi, Pungkas Akhmad Mukhibin.