BIDAN JEMUR: MELAYANI DENGAN KASIH
BIDAN JEMUR: MELAYANI DENGAN KASIH
Apti Rofi’ah, STr. Keb, perempuan kelahiran Magelang 46 tahun lalu ini dipercaya Puskesmas Pejagoan sebagai Bidan Desa Jemur sejak tahun 1999. Ketertarikannya pada dunia kebidanan sudah muncul sejak kecil. Menurutnya, menjadi bidan memberinya kesempatan untuk banyak berinteraksi dengan seorang Ibu, calon ibu dan perempuan khususnya. “Rasa saya lebih peka terhadap masalah yang di alami pada perempuan,” ujar Apti. Hal tersebut sebagai cerminannya dalam menghadapi masalah, bagaimana cara menyikapi dan menyelesaikan masalah. Perempuan dimana pun ia berada membutuhkan informasi tentang reproduksi, kehamilan, nifas dan merawat ibu dengan bayi. “Sehingga menjadi bidan, kita dapat lebih menghargai pengorbanan seorang ibu,” kata Apti melalui pesan singkat.
Bidan Apti menceritakan kenangannya saat awal mula menjadi bidan desa. Di masa awal ia menjadi bidan desa, ia harus menuju ke lokasi rumah Ibu yang akan melahirkan dengan keadaan seadanya. Mengingat di masa itu transportasi yang masih sedikit, sarana prasarana untuk melahirkan masih kurang. Medan yang cukup berat dengan penerangan seadanya harus tetap ia jangkau. Sehingga tekad dan semangat harus saling beriring demi menyelamatkan ibu dan bayi. “Pada masa itu ibu melahirkan masih boleh di rumah. Berbeda dengan saat ini jika ingin melahirkan harus di fasilitas kesehatan yang baik dan memenuhi standar aturan yang berlaku,” imbuhnya.
Lebih lanjut, di era globalisasi saat ini menurutnya seorang bidan harus mempersiapkan diri dengan ilmu pengetahuan. Banyak kasus yang terjadi tentang ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dengan keadaan bermacam-macam. Tidak hanya itu kasus bayi lahir dengan keadaan tertentu dan kasus kematian bayi membuat kita sebagai bidan harus terus belajar. “Mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu baru dengan mengikuti pelatihan dan saling bertukar pengalaman. Perkembangan ini harus kita terima dengan tangan terbuka sehingga keterampilan kita semakin berkembang.” Pungkas Apti. (the wish)