PERTEMUAN SISTIM INFORMASI KRISIS KESEHATAN
PERTEMUAN SISTIM INFORMASI KRISIS KESEHATAN
Puskesmas pejagoan menghadiri Pertemuan Sistim Informasi Krisis Kesehatan, Rabu (29/05/2024). Acara yang di selenggarakan di Momong Resto ini dibuka oleh Kabid P2P dr Aris Eko Sulistiyono, MM, hadir dalam pertemuan ini Alvi Nur Azizah, Surveilance Puskesmas Pejagoan. Pertemuan ini dilaksanakan sebagai momentum berbagi pengalaman khususnya hal emergency di lapangan. Sebagai contoh, bencana tsunami di Yogyakarta dengan kondisi belum hadir PMI dan bantuan. Selain itu diberikan contoh keadaan darurat seperti korban dengan kondisi kesurupan, bayi yang harus segera mendapat pertolongan.
Akhmad Mukhibin, MPH (Katimja P2P) dalam materinya menyampaikan strategi pelaksanaan Rapid Health Assesment (RHA). Pengertian RHA merupakan rangkaian siklus manajemen kesehatan pada situasi bencana/krisis bencana. Hal ini bertujuan untuk memastikan ada tidaknya kedaruratan kesehatan, menggambarkan jenis besarnya masalah kesehatan, emungkinan perkembangan lebih jauh akibat keadaan darurat, menilai potensi SD kesehatan dalam upaya penanganan. RHA dilakukan saat terjadinya bencana untuk melaksanakan rencana kontijensi. Kemudian dibagi menjadi beberapa klaster seperti tenaga kesehatan berada di klaster kesehatan. Lalu kapan RHA dilaksanakan?. “RHA dilakukan dalam situasi bencana atau disituasi gawat darurat dan dalam situasi yang memerlukan pertimbangan keamanan. Untuk bencana banjir dan pengungsian penduduk selambat-lambatnya 2 hari setelah kejadian. Untuk kedaruratan mendadak (gempa bumi, keracunan makann perlu dilakukan secepat mungkin atau beberapa jam setelah kejadian”, ungkapnya.
Pelaksanaan RHA dengan cara pengumpulan data informasi: mengkaji data yang ada, observasi lapangan di daerah sekitar bencana, wawancara, survei cepat bila diperlukan. Peran epidemiologi dalam penanggulangan penyakit untuk memutus rantai penularan penyakit yang diakibatkan oleh bencana yang terjadi.
Selain materi tentang RHA, peserta diberikan pengetahuan akan sistem informasi krisis kesehatan. Materi ini disampaikan oleh dr. Elva Delsi, Sp.Em dari Muhammadiyah Disaster Management Center). Bencana dan krisis Kesehatan memiliki erat kaitannya yang tidak bisa dipisahkan. Indonesia memiliki berbagai daerah yang rawan akan bencana alam. “Rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan sehari-hari baik secara alam dan manusia yang mengakibatkan timbulkan korban jiwa. Dalam fase tenang atau tidak terjadi bencana kita perlu melakukan mitigasi bencana, pendataan ibu hamil, balita, lansia kemudian resiko bencana yang mungkin akan terjadi di wilayah kerja. Sehingga ketika ada bencana sudah siap dalam penanganan”, ungkapnya. (ALV)